
Tangerang Selatan, 20 Juli 2025 — Mengupas bagaimana brand bisa menggabungkan media sosial, iklan berbayar, influencer, dan retargeting untuk kampanye pemasaran yang efektif dan berkelanjutan.
Marketing digital telah berubah. Dari yang dulunya cukup pasang iklan sekali di satu tempat, kini harus menyasar audiens di berbagai titik sekaligus — dari media sosial hingga marketplace, dari email hingga aplikasi chat. Konsep omnichannel marketing menjadi pendekatan kunci untuk menjangkau konsumen secara menyeluruh dan terintegrasi.
Tapi, bagaimana caranya agar kampanye omnichannel tidak sekadar ramai, melainkan terukur dan berdampak nyata?
- Pahami Customer Journey secara Holistik
- Gunakan Konten yang Terpersonalisasi di Setiap Channel
- Kampanye Terpadu dengan Tujuan yang Jelas
- Otomatisasi dan Segmentasi
- Gunakan Data untuk Mengukur Kinerja
- Kolaborasi dengan Tim Internal dan Mitra Eksternal
- Uji, Evaluasi, Ulangi
Bayangkan calon pelanggan Anda: ia mungkin pertama kali melihat produk di Instagram, lalu mengecek ulasan di Shopee, dan akhirnya membeli lewat website resmi. Omnichannel memastikan semua titik kontak ini terhubung. Buatlah peta perjalanan pelanggan dan identifikasi titik-titik kritis (awareness, consideration, purchase, loyalty).
Tiap platform punya karakter unik. Konten di TikTok bisa lebih santai dan cepat, sementara di LinkedIn lebih profesional. Meskipun pesan utama sama, sesuaikan gaya penyampaian di setiap channel agar relevan dan natural. Hindari copy-paste mentah antar platform.
Saat merancang kampanye, pastikan ada satu tema besar (misal: “Promo Kemerdekaan”) yang dikomunikasikan lewat berbagai kanal: Instagram Ads, banner marketplace, email newsletter, push notification, dan bahkan live streaming. Semuanya mendukung pesan yang sama, tapi melalui pendekatan berbeda.
Gunakan tools marketing automation (seperti Mailchimp, Hubspot, atau WhatsApp API) untuk mengirim pesan otomatis berdasarkan perilaku pengguna. Segmentasi audiens berdasarkan data pembelian, lokasi, dan interaksi akan meningkatkan relevansi pesan dan konversi.
Jangan hanya lihat likes atau views. Ukur hasil kampanye dengan indikator yang lebih dalam: cost per acquisition (CPA), return on ad spend (ROAS), customer retention rate, hingga kontribusi tiap channel terhadap penjualan. Data ini bisa diperoleh dari dashboard analitik masing-masing platform, atau disatukan melalui tools seperti Google Analytics dan CRM.
Pastikan tim pemasaran, desain, customer service, hingga sales bekerja dengan kalender kampanye yang sama. Jika menggunakan jasa agensi atau KOL, briefing yang jelas dan integrasi dengan kampanye omnichannel sangat krusial.
Tidak semua strategi langsung berhasil. Lakukan A/B testing untuk iklan, segmentasi, atau format konten. Evaluasi performa kampanye tiap minggu dan adaptasikan berdasarkan data.
Dengan pendekatan omnichannel yang strategis, brand Anda bisa hadir secara konsisten di berbagai titik kehidupan konsumen, meningkatkan awareness, membangun loyalitas, dan mendorong penjualan berulang.